Atas Nama
atas nama takdir....
dimana aku selalu sembunyi dari bayang kekalahan yang menghantui
dalam selarik batas yang tergerai tanpa terurai
bersama bunga mimpi,
menangislah malam saat ia tlah lelah dicumbu pagi
tetap saja aku tak pernah mengerti
atas nama cinta...
dimana ia kukenakan sebagai untaian cadar kembang dara yang terluka
semua hanya kan membentuk celotehan hampa
tatkala asmara adalah debu yang lenyap disaput maya asa
hanya kepicikanlah sebuah nada yang pantas tercipta
aku hanyalah pasir di jambangan cerita
tersisih sendiri,
asing terbuang di negeri khayalan
lalu merasa lelah menari di senandung kedukaan
dan terbang tanpa sayap-sayap permata
biarlah saja terganti semua tangisan
biarlah saja tersisih segala harapan
karena sukma yang menghampa hanya kan menghantar lelah di pelupuk raga
dan tanpa kaca keabadian kosonglah hidup ini terasa
atas nama kehidupan
dimana aku selalu berlari dibuai kenyataan
bertanyalah yang hadir tanpa terucap jawaban
lalu kan terjelang hilang dalam sunyi yang sendirian
tanpa raga....
kelam semata
saat malam kan terbenam dalam terangnya pagi jiwa
tiba-tiba terasa usang lantunan syair pujangga mengartikan kegaiban Esa
karena sebab bukanlah untuk akibat, itulah alasan yang sesungguhnya
dan jika semua memang haruslah menjadi segala
untuk apa merengkahkan isi kepala demi derai-derai pucuk cemara
toh semua tetap kan tanpa arti disana pada akhirnya
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus